Halaman

Rabu, 09 Oktober 2013

Rumus Cepat Matematika


Untuk beberapa orang matematika adalah jalan hidup. Beberapa orang belajar matematika hanya untuk kesenangan. Beberapa orang yang lain belajar karena kewajiban. Ada yang belajar matematika agar naik jabatan. Ada juga untuk menjadi juara. Ada juga agar lulus UN, SPMB, UMPTN. Untuk yang kategori terakhir ini biasanya mereka akan tertarik dengan rumus dan cara cepat dalam menyelesaikan soal-soal matematika.
Masing-masing tujuan, berimplikasi kepada cara belajar matematika yang berbeda. Misalnya bila Anda belajar matematika untuk kepentingan lulus UN, SPMB, UMPTN akan berbeda dengan belajar untuk memenangkan olimpiade matematika.
Matematika UN, SPMB, UMPTN hanya menerapkan soal pilihan ganda. Implikasinya Anda hanya dinilai dari jawaban akhir Anda. Proses Anda menemukan jawaban itu tidak penting. Jadi Anda harus memilih siasat yang cepat dan tepat untuk mengerjakan soal matematika.
Gunakan berbagai macam rumus cepat matematika. Pelajari smart solution matematika. Temukan dan berlatihlah menggunakan cara singkat untuk mengerjakan soal-soal UN, SPMB, UMPTN. Tetapi yang harus disadari, rumus cepat matematika, smart solution matematika, ataupun cara super kilat matematikalainnya tidak akan berguna untuk olimpiade atau pada saat mengikuti kuliah kalkulus kelak di perguruan tinggi.
Beberapa tips cara cepat dalam mengerjakan soal UN matematika ataupun SPMB di antaranya dengan metode menganalisa pilihan jawaban yang tersedia. Kalau biasanya adalah mencari jawaban yang benar, kali ini adalah dengan mencari dan membuang jawaban yang salah atau tidak mungkin sehingga akan tersisa satu pilihan jawaban yang benar.
Soal-soal tentang aljabar, persamaan dan pertidaksamaan biasanya bisa disiasati dengan tehnik di atas.
Yang terpenting, dalam menghadapi soal-soal matematika baik itu soal UN matematika ataupun SPMB yang berbentuk pilihan ganda jangan tidak dikerjakan. Sebab soal pilihan ganda memberikan alternatif cara penyelesaian yang sangat banyak asalkan kita mau menganalisis dan mengerjakannya.

Rabu, 02 Oktober 2013

Makalah Bahasa Indonesia

UNTUK MELENGKAPI TUGAS BAHASA INDONESIA 2
UNIVERSITAS GUNADARMA
2012


i


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkah rahmat petunjuk dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan  Penulisan  Makalah  ini. Shalawat dan salam penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia sampai akhir jaman.
Adapun Penulisan Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas kedua Bahasa Indonesia (softskill).
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Penulisan Makalah ini, terutama kepada :

1.Ibu Prof. E. S. Margianti, S.E, M.M, selaku Rektor Universitas Gunadarma.
2.Bapak Bambang Wahyudi S.Kom, M.SI, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer.
3.Bapak Dr. Setia Wirawan, SKom, M.SI, selaku Ketua Sistem Informasi.
4.Bapak Jono Suroyo S.Kom, M.SI, selaku Dosen Bahasa Indonesia 2.
5.Keluarga tercinta, yang selalu memberikan dorongan dan doa.
Teman-teman 3KA22 atas solidaritas dan dukungannya.

Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Penulisan Makalah ini. Akhir harapan penulis adalah semoga Penulisan Makalah ini dapat bermanfaat, bagi penulis serta para pembaca Penulisan Makalah ini.

Akhir kata Assallammualaikum Wr Wb.

                                                             Bekasi, 
29 April 2012
                                                                Imas Mega Pratiw

ii


DAFTAR ISI

                                                                                                                                        Halaman
Halaman Judul i
Kata Pengantar .ii
Daftar isi iii
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A.Latar Belakang Masalah 1
          C.Tujuan Penulisan 1
BAB II MATERI 2
BAB III PENUTUP 7
A.Aplikasi 7
B.Saran 7
DAFTAR PUSAKA DALAM 8












iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH

Awal masuk sekolah pasti ada MOS yaitu Masa Orientasi Siswa. Aku menginjak ke SMP, bersama teman-teman SD ku dulu aku berkumpul dan membicarakan tentang MOS. “Gadis…,” begitu teman-teman memanggilku. “teman-teman,” kataku menghampiri mereka. “kamu gugus mana?” tanya Vhe, temanku. “ini aku cari-cari namaku gak ketemu-ketemu,” kataku mengusap keringat yang membasahi wajahku. “ya udah kita cari sama-sama yuk,” ajak Ze, temenku. Kami bertiga mencari namaku yang semenjak tadi tak ketemu-ketemu. “Gadis, sini deh,” kata Ze memanggilku. “ada namaku?” tanyaku penasaran. “ini nih kita satu gugus, Gadis Grittenatha Gladia, Zeazahra Modhyantias, Vhealovin Jhuastian,” kata Ze membaca nama kita bertiga. “wah, hebat kau Ze. Dari tadi aku cari-cari gak ketemu,” kataku memuji Ze. “ya udah kita masuk yuk,” ajak Vhe.

B.     RUANG LINGKUP

Penulis hanya membahas tentang awal mula gadis jatuh cinta kepada reza. Tetapi pada akhirnya gadis mengetahui bahwa reza telah memiliki pacar.

C.   TUJUAN PENULISAN

Bertujuan untuk membantu para pembaca agar lebih memahami isi cerpen tersebut dan belajar cara mengikhlaskan seseorang
BAB II
MATERI

Dia Bukan Untukku

Awal masuk sekolah pasti ada MOS yaitu Masa Orientasi Siswa. Aku menginjak ke SMP, bersama teman-teman SD ku dulu aku berkumpul dan membicarakan tentang MOS. “Gadis…,” begitu teman-teman memanggilku. “teman-teman,” kataku menghampiri mereka. “kamu gugus mana?” tanya Vhe, temanku. “ini aku cari-cari namaku gak ketemu-ketemu,” kataku mengusap keringat yang membasahi wajahku. “ya udah kita cari sama-sama yuk,” ajak Ze, temenku. Kami bertiga mencari namaku yang semenjak tadi tak ketemu-ketemu. “Gadis, sini deh,” kata Ze memanggilku. “ada namaku?” tanyaku penasaran. “ini nih kita satu gugus, Gadis Grittenatha Gladia, Zeazahra Modhyantias, Vhealovin Jhuastian,” kata Ze membaca nama kita bertiga. “wah, hebat kau Ze. Dari tadi aku cari-cari gak ketemu,” kataku memuji Ze. “ya udah kita masuk yuk,” ajak Vhe.

Hari pertama MOS itu sangat membosankan bagiku. Apa lagi harus berpanas-panasan untuk upacara pembukaan MOS. Banyak korban pingsan di lapangan sekolah itu. Tenggorokanku mulai kering dan sungguh membuat kepalaku menjadi pusing. Tak lama, aku merasa sudah tak berdaya dan jatuh pingsan. Tak lama aku membuka kedua mataku dan ternyata aku berada di UKS sekolah. Bersama anggota PMR yang menjadi kakak kelasku waktu itu. Aku masih lemas untuk beranjak dari tempat tidur. Dua sahabatku datang menjengukku. Dan aku di tuntutnya untuk berjalan menuju kelas.

Sampai di kelas aku menerima materi awal-awal perkenalan. Kutatap wajah seorang cowok yang berada di seberang mejaku saat itu. Sebelum materi di mulai, absensi siswa MOS saat itu di percepat. Berpasang-pasangan. Dan tak kusangka namaku dipanggil dan cowok yang berada di sampingku tadi juga maju dan ternyata dia bernama Arezaldhi Birasanjaya. Setelah tanda tangan kehadiran, kami kembali ke tempat duduk semula.

Materi pembelajaran untuk jam pertama sudah usai saatnya istirahat. Aku, Vhe, dan Ze menyergap kantin sekolah dan berdesak-desakan. Dan kulihat lagi cowok yang mempunyai nama Arezaldhi Birasanjaya sedang asyiknya ngobrol dengan teman barunya di depan kelas. Sepertinya aku merasakan yang namanya cinta pada pandangan pertama. Sudah 15 menit waktu untuk istirahat. Waktunya masuk kembali untuk bermain dan belajar.

MOS sudah berjalan tiga hari. Hari ini adalah hari terakhir MOS. Dengan aturan hari ini, aku memakai kaos kaki berbeda warna, dengan rambut yang di kucir sangat banyak seperti orang gila. Semua murid MOS mengikuti upacara penutupan MOS. Hari yang panas. Terasa seperti di panggang. Banyak korban pingsan di lapangan itu. Akhirnya upacara penutupan MOS dipercepat.

Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah. Bisa bertemu banyak teman baru. Mereka semua baik kepadaku. Saat aku berkenalan dengan salah satu temanku yang bernama Algea Radista, mataku teralihkan oleh satu sosok yang mungkin pernah aku kenal. Saat ku tatap pekat wajahnya ternyata dialah Arezaldhi Birasanjaya. “Dia kan,” gumamku dalam hati. “halo?Kenapa melongo gitu Dis?” tanya Gea sambil melambai-lambaikan tanganya di depan wajahku. “emm,” aku tersentak olehnya. “kenapa?” tanya Gea penasaran. “oh, ga… gak pa… papa,” kataku gagap. Gea memandangiku dengan wajah bingung. Seperti otaknya penuh dengan tanda tanya. “Gadis…,” sapa Ze dan Vhe. “ehh kalian,” kataku memandang Ve dan Zhe. Vhe dan Ze tersenyum manis kepada Gea. “ini Gea,” kataku memperkenalkan. “aku Vhe,” kata Vhe memperkenalkan dirinya. “aku Ze,” kata Ze juga memperkenalkan dirinya. “so beautiful,” kata Vhe memuji kecantikan Gea. “thank you very much,” kata Gea menjawab pujian Vhe dengan malu.


Aku, Vhe, Ze, dan Gea sudah berteman sangat lama. Sudah lima bulan aku masuk di kelas 7 C. Bersama-sama dengan ketiga sahabatku itu. Tiba-tiba perbincanganku tersentak oleh sosok cowok yang memasuki kelasku. Dia…… Dia…… “Dis, kenapa melongo?” gertak Ze. “eemm, eh, eng… enggak papa,” kataku gugup. “kenapa sih?” tanya Gea. “iya, pelit banget gak mau ngasih tau,” tanya Vhe semakin mendesak. Mereka bertiga melihatku memandangi Arezaldhi sejak tadi. “oo, itu toh yang buat kamu melongo,” ucap Gea menggentakkan jantungku. “siapa, mana?” kataku bertanya-tanya dengan ragu. “itu tuh,” kata Gea menyenggol lenganku dan melirik Arezaldhi. “apaan?”. “sok gak tau nih,” gertak Gea lagi. Aku semakin salah tingkah dibuatnya. Sosok cowok itu pun pergi meninggalkan kelasku. “siapa emangnya?” tanya Vhe dan Ze bersamaan. “Arezaldhi,” kata Gea. “kamu suka ya Dis?” tanya Ze ingin tau. “sok tau kamu Ge,” kataku. “uhuui, jatoh ci’inta agi,” ledek Ze. “apaan sih kalian?” kataku meninggalkan mereka bertiga yang semakin meledekku.

Suatu hari acara ulang tahun sekolahku. Setiap kelas harus menampilkan minimal satu pementasan. Semua teman kelasku memilihku untuk menyanyi solo. Tapi aku seorang remaja yang demam panggung. Dan aku pun ditemani oleh Gea yang suaranya lumayan bagus walaupun nggak sebagus suaraku… hehehe J. Malam ulang tahun itu tiba yang memang bertepatan dengan hari ulang tahunku. “grogi aku Ge,” kataku sambil gemeteran. “enjoy saja Dis,” kata Gea memberiku semangat. “aku bener-bener demam panggung,” kataku dengan keringat dingin. “nanti ada Reza kan yang ngeliat?” ejek Gea. “jadi nama panggilanya Reza,” kataku sedikit tersenyum. “iya.” Hari yang membuatku di selimuti oleh kegerogian yang luar biasa. Karena aku dan Gea akan mewakili kelasku untuk memberikan penampilan yang terbaik.

Acara itu pun dimulai. Dimulai dari kelas 9 lalu dilanjutkan kelas 8 lalu menuju kelas 7. Penampilan yang begitu spektakuler telah ditampilkan dengan penuh semangat. Beribu-ribu tepuk tangan mengiri suasana tersebut. Tiba giliran kelas 7 C yang menampilkan aktrasinya. Jantungku semakin berdebar dengan kencang. Keringat bercucuran ke seluruh badan. Dengan genggaman erat tangan Gea aku dengan gugupnya menaiki panggung dan mengecek mikrofon. Tepuk tangan pun mulai terdengar. Seolah aku tak bisa membayangkan diriku nanti. Dentuman musik R&B mulai terdengar. Dalam hitungan detik syair lagu akan mulai dinyanyikan. Gea dengan semangat dan PD-nya menari-nari happy, sedangkan aku … ????

Keringat bercucuran dari tubuhku. Keringat dingin menyelimuti seluruh tubuhku. Dengan perasaan yang tak karuan aku mulai melantunkan lagu kesukaanku itu. Siswa-siswa bertepuk tangan lama kelamaan aku merasa semakin enjoy. Saat aku menyanyi, aku melihat Reza tersenyum kepadaku. Aku membalas senyumanya yang tak kalah manis hehe J. Lagu itu pun usai ku nyanyikan. Pertunjukan kurang dua kelas lagi. Ada yang dans, drama, nyanyi, pelawak, sampai dengan band.
Hari itu hari yang menyenangkan bagiku. Melihat ia tersenyum kepadaku membuatku semakin bersemangat. “Gadis,” sapa Ze. “Eh, Ze. Yang lain kemana?” kataku balik tanya. “tuh,” kata Ze menunjuk Vhe dan Gea. Vhe dan Gea melambaikan tanganya kepadaku dan Ze. Tiba-tiba Ze menarik tanganku meninggalkan tempat itu. “Gadis, Ze. Mau kemana?” tanya Gea. “bentar aja,” teriak Ze dari kejauhan. Gea mengajakku ke tempat yang sepi, dan Ze tampak serius memandangku. “apa kamu bener suka Reza?” tanya Ze menatap kedua mataku. Aku tidak tau harus berkata apa. Semua kebingunan merasuki otakku. Aku terdiam mematung. “iya,” kataku lirih.

“aku punya informasi tentang si Reza itu,” ungkap Ze. “info apa?” tanyaku kebingungan. “dia sudah mempunyai pacar,” kata Ze berbisik kepadaku. “kamu tau dari siapa?” tanyaku sedih. “kamu tau Viona Adelima kan?” kata Ze menguatkan. “ya.” “dialah pacarnya,” kata Ze. Aku sedikit ragu dan meneteskan air mata. “kenapa aku mencintai orang yang salah selama ini?” kataku menambah tangisanku. Isak tangisku terdengar oleh Vhe dan Gea. “kenapa dia?” tanya Vhe dan Gea. “kamu tidak salah mencintai dia tetapi kamu hanya belum beruntung mendapatkanya,” hibur Ze. Ze berbisik kepada Gea dan Vhe atas semua ini. “sudahlah Dis, kenapa harus menangis karena cinta?” hibur Gea. “iya, dia bukan sosok yang baik untuk kamu. Banyak cowok yang mau sama kamu di luar sana. Bahkan lebih baik dari Reza,” ungkap Vhe memberi semangat. Aku terharu dengan semuanya. Aku memeluk erat tubuh ketiga sahabatku itu dengan penuh keikhlasan dan aku tau dia bukanlah untukku.





BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
cerita ini adalah cerita atau parasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar terjadi tetapi dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, serta relatif pendek).

B.     SARAN
Adapun saran yang penulis berikan ialah :
Agar para pembaca dapat memahami isi cerpen.

Cara cepat belajar bahasa inggris

4 Tips cepat belajar bahasa inggris

Cara cepat belajar bahasa inggris, menurut saya untuk belajar bahasa inggris sangat berkaitan erat dengan faktor kebiasaan. Tidak percaya coba anda tengok anak kecil yang sedang berkembang padahal dia tidak diajari secara khusus untuk berbicara, dan seiring berjalannya waktu dia mulai bisa untuk berbicara menggunakan bahasa yang dipakai otang-orang di sekitarnya. Saya rasa metode ini juga akan berlaku dengan saat kita ingin untuk belajar bahasa inggris.

Belajar bahasa inggris





Menganut paham faktor kebiasaan untuk belajar bahasa inggris, berikut ini 5 tips cara cepat belajar bahasa inggris yang dapat anda mengaplikasikan sesegera mungkin :

1. Tips belajar bahasa inggris yang pertama adalah sering-seringlah untuk mendengarkan lagu yang berbahasa inggris
membiasakan diri kita untuk mendengarkan lagu yang  menggunakan bahasa inggris maka secara tidak langsung kita membiasakan diri mendengar kosakata bahasa inggris, dan akhirnya kosakata anda akan semakin meningkat (bertambah). Langkah selanjutnya bila anda tidak tahu arti dari kata yang anda temui tersebut segeralah untuk mencarinya didalam kamus serta tulislah kosakata yang baru anda temukan tersebut dalam sebuah saku usahakan untuk membuatnya dengan rapi ya supaya dapat dengan mudah dipelajari lagi. :D

2. Tips yang kedua biasakan untuk berbicara dengan menggunakan bahasa inggris
Biasakan untuk berbicara bahasa inggris dimulai dari perihal yang kecil ataupun sederhana. Dari kosakata yang sudah anda punyai (pelajari). contohnya 'how are you', 'good morning', 'good afternoon' serta yang lain sebagainya. lantas bila anda sudah terbiasa untuk menggunakanbahasa inggris yang sederhana mulailah menggunakan tingkatkan untuk menggunakan kata-kata yang lebih komplek lagi, bisa juga dengan menyanyikan lagu-lagu yang menggunakan bahasa inggris.

3. Tips belajar bahasa inggris yang ketiga adalah menonton film yangmenggunakan bahasa inggris
bila anda melihat film usahakan untuk melihat film yang anda lihat adalah film yang menggunakan bahasa inggris, bisa juga anda menonton film dengan subtitle yang menggunakan subtitle bahasa inggris. saya terkadang melihat film yang menggunakan bahasa korea lantas saya menggunakan subtitle bahasa inggris.

4. Tips yang keempat ikuti pelatihan ataupun les
Bila anda serius untuk belajar bahasa inggris, saya anjurkan anda untuk mengiikuti les maupun pelatihan belajar bahasa inggris. Terlebih saat ini ada pelatihan bahasa inggris yang dapat dikerjakan di rumah maupun dimanapun dikarenakan berupa format digital. Bisa juga anda putar di hp, tablet pc maupun di laptop anda. Dan yang paling menguntungkan dengan mengikuti pelatihan gunakan metode ini dapat anda ikuti dengan harga yang sangat murah. Jika kita mengikuti les di sebuah lembaga pendidikan kita bisa mengeluarkan uang sampai 1 juta sampai 2 juta  rupiah anda bisa mengikuti pelatihan belajar bahasa inggris dengan harga kurang dari 200 ribu saja. Jika anda ingin mengetahui info selengkapnya silahkan klik link ini.

Senin, 30 September 2013

TUGAS MENGANALISIS DARI SEGI DIKSI (PILIHAN KATA) DI SEBUAH ARTIKEL / BLOG / MAKALAH

Disini, penulis akan menganalisis dari segi diksi (pilihan kata) bahasa Indonesia yang digunakan pada sebuah artikel berita dari website detik.com  apakah sudah benar atau belum mengikuti diksi – diksi yang di tentukan meliputi :
a.       Baku atau tidak baku
b.      Kosakata (pasangan kata dalam konjungsi)
c.       Idiom dan ungkapan idiom
d.      Gaya bahasa
Baik, sekarang kita mulai saja menganalisis diksi (pilihan kata) dalam bahasa Indonesia yang terdapat di artikel berita tersebut. Dari segi :
a.      Baku atau tidak baku 

BAKU
TIDAK BAKU
Kadang kala (dipisahkan)
Kadangkala

    Hanya satu kata itu saja yang harus diperbaiki dalam memilih kata baku atau tidak, dikarenakan yang kata – kata yang lain sudah memenuhi persyaratan kata baku atau tidaknya.
b.   Kosakata ( pasangan dalam konjungsi )
Tidak terdapat kosakata dalam kalimat tersebut setelah penulis menganalisis.
c.    Idiom dan ungkapan idiom
      Terdapat idiom (ekspresi, kata atau frasa) yaitu,
    • Pemangku jabatan artinya adalah orang yang punya kekuasaan atau menduduki sebuah jabatan.
    •   Pemburu berita artinya orang yang pekerjaannya mencari – cari berita  (wartawan / jurnalis).
    •   Awak media artinya rekan - rekan media atau pers.
                 Tidak terdapat ungkapan idiom pada paragraph tersebut.
d.   Gaya bahasa
      Menurut penulis, gaya bahasa yang digunakan belum cukup baik karena terdapat bahasa sehari – hari yang sebaiknya tidak terdapat dalam penulisan artikel tersebut tetapi tetap digunakan. Contoh  terdapat kata:
·         Kecolongan => seharusnya diganti ketinggalan (paragraph 4), dan
·         Mengintil => seharusnya diganti mengikuti ( paragraph 8).
Nilai positif dalam artikel tersebut ialah tetap dapat berkesinambungan satu sama lain.

Itu saja yang bisa penulis analisis mengenai diksi (pilihan kata) dalam sebuah bahasa Indonesia disebuah artikel berita online. Kurang lebih penulis mohon maaf, sekian dan terima kasih.                
Wassalam…

Makalah Bahasa Jawa

Berikut ini adalah posting tentang Contoh Makalah Bahasa Jawa yang membahas tentang "Upaya Bahasa Jawa Mengakomodasi Tulisan Ilmiah: Tanda-Tanda Impotensi atau Komplikasi?" disusun oleh sobat Djatmika (Universitas Sebelas Maret Surakarta). sebelumnya "Contoh Makalah Bahasa Daerah"

Upaya Bahasa Jawa Mengakomodasi Tulisan Ilmiah: Tanda-Tanda Impotensi atau Komplikasi?
Oleh: Djatmika
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstrak

Makalah ini membahas kemampuan bahasa Jawa sebagai media penyampai wacana ilmiah. Fokus kajian diarahkan pada karakteristik yang menjadi kekuatan dan karakteristik lain yang menjadi kelemahan bahasa daerah itu di dalam perannya sebagai media penyampai wacana ilmiah tersebut. Artikel ilmiah Kesarasan dalam majalah mingguan berbahasa Jawa Panjebar Semangat dipilih sebagai sumber data untuk mendeskripsikan keberdayaan bahasa Jawa di dalam mengakomodasi pesan-pesan ilmiah yang disampaikan melalui teks-teks ilmiah di dalam majalah tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa bahasa Jawa sangat kering akan abstraksi dan istilah teknis ilmiah dalam banyak bidang ilmu yang dibahas di dalam tulisan ilmiah itu. Kelemahan ini sangat mempengaruhi keperkasaan bahasa ini dalam mengalurkan pesan ilmiah tanpa harus meminjam istilah teknis dan abstraksi dari bahasa asing (khususnya bahasa Inggris) yang menjadi bahasa dari masyarakat tempat berkembangnya bidang ilmu tersebut. Oleh karena itu, tidak akan aneh manakala dalam sebuah teks sebenarnya bahasa ini hanya berperan menyumbangkan aspek gramatikalnya saja, sementara aspek leksikalnya semuanya meminjam dari bahasa asing. Sebagai contoh, kalimat berikut menunjukkan ketidakmampuan bahasa daerah ini: Bisa wae muncul pnemunia bakteri sekunder dening Streptococcus pneumoniae, haemophilus influenzae, utawa Staphylococcus aureus. Contoh ini menunjukkan banyaknya istilah atau kata yang harus diambil dari bahasa lain dikarenakan bahasa Jawa tidak mampu menyediakan untuk mengakomodasi makna yang diinginkan. Pada sisi lain, bahasa ini mempunyai kelenturan dalam meminjam dan menyesuaikan kata pinjaman dengan aturan morfologis bahasa Jawa. Banyak istilah teknis yang diambil dan disesuaikan dengan imbuhan bahasa Jawa, misalnya kata etimologine, variasine, eksistensine, dan sebagainya. Hasil ini selain menunjukkan impotensi bahasa Jawa juga mengisyaratkan semakin tidak populernya bahasa Jawa untuk mengakomodasi tulisan ilmiah di masa depan.

Kata Kunci: bahasa Jawa, impotensi, istilah teknis, abstraksi

1. Pendahuluan
Permasalahan tentang kemampuan bahasa Jawa mengakomodasi tulisan ilmiah merupakan bahasan yang argumentatif antara para pakar sosiolinguistik. Pada satu sisi, bahasa Jawa kurang dinamis dalam hal perkembangan kosa katanya terutama kosakata yang bersifat istilah teknis bidang-bidang ilmiah tertentu. Ketidak-dinamisan tersebut lebih disebabkan oleh sifat ketidak-dinamisan masyarakat Jawa sendiri sebagai pemilik dan pengguna bahasa Jawa. Sebagai masyarakat yang kurang produktif akan perkembangan dan kemajuan teknologi dan berbagai bidang ilmiah lainnya, penutur bahasa Jawa cenderung mengimpor sebagian besar peristilahan yang ada di dalam bidang-bidang tersebut. Sebagai akibatnya, apabila para penutur bahasa Jawa terlibat dalam pembahasan bidang-bidang itu, maka bahasa Jawa yang mereka gunakan akan banyak dihiasi oleh banyak istilah-istilah teknis yang diimpor dari bahasa dari masyarakat yang menemukan dan mengembangkan bidang-bidang ilmu itu. Dalam hal ini, bahasa yang paling banyak masuk dan mewarnai bahasa Jawa dengan istilahistilah teknis adalah bahasa Inggris.

Pada sisi lain, sebenarnya bahasa Jawa menunjukkan sifat lenturnya berkaitan dengan pengambilan istilah-istilah teknis dari bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Beberapa proses akuisisi istilah-istilah itu untuk menjadi bagian dari sistem bahasa Jawa menunjukkan bahwa meskipun masyarakat penutur bahasa ini tidak menemukan dan mengembangkan berbagai hal dalam bidang teknologi dan bidang ilmiah lain, bahasa mereka mempu tetap berkembang untuk tetap berupaya mengakomodasi tulisan atau pembahasan berkaitan dalam bidangbidang itu. Hanya saja tentu saja proses ini akan memberikan dampak yang dirasakan kurang bagus bagi perkembangan bahasa ini. Fenomena ini dibahas secara rinci dalam makalah ini dengan menampilan contoh-contoh yang ditemukan dalam sumber data.

2. Metodologi
Tiga artikel ilmiah dari majalah Panjebar Semangan edisi bulan Juli-Agustus 2009 diambil sebagai sumber data. Segala hal yang berkaitan dengan upaya bahasa Jawa mengakomodasi pembahasan ilmiah di dalam tulisan itu dianalisis dan dibahas untuk melihat perkembangan bahasa Jawa dalam mengakomodasi tulisan dan pembahasan ilmiah.

3. Kajian Pustaka
3.1 Bahasa Jawa
Bahasa ini merupakan rumpun bahasa Austonesia (Crystall, 1997; Wedhawati dan Laginem, 1981; Sudaryanto (ed.), 1991). Crystall lebih lanjut menjelaskan bahwa jumlah penutur bahasa ini diperkirakan sekitar 75 juta orang yang menyebar di pulau Jawa dan daerah lain di Indonesia, serta beberapa daerah di luar Indonesia seperti Malaysia, Suriname dan Kaledonia Baru. Daerah sebaran penutur yang sangat luas ini menyebabkan konsekuensi dari munculnya berbagai dialek geografis. Sementara itu, dilihat dari beranekanya lapisan masyarakat yang memakainya, sangat menonjol pula adanya perbedaan pemakaian yang dipengaruhi oleh usia pemakai. Perbedaan yang menonjol ini tampak jelas manakala mereka menerapkan unggah-ungguh di dalam berbahasa Jawa. Salah satu bentuk unggah-ungguh yang sangat penting adalah pemilihan ragam tingkat Bahasa Jawa (ngoko, krama madya, krama inggil) di dalam berkomunikasi yang dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya kelas sosial, usia, jenis kelamin, topik pembicaraan, dan lain sebagainya. Lebih jauh, perbedaan yang menonjol itu sesekali diperlemah; akan tetapi, sesekali justru diperkuat manakala Bahasa Jawa dipergunakan oleh dua generasi usia, tua dan muda, di dalam konteks profesi, lingkungan sosial, pokok pembicaraan, dan tujuan tertentu. Di dalam konteks yang tidak memprasyaratkan perbedaan tua-muda di dalam berbahasa, maka perbedaan ini diperlemah, misalnya di dalam karya sastra, berceramah di muka umum, mengurai gagasan di majalah atau surat kabar, dan sejenisnya. Adapun di dalam konteks yang memprasyaratkan perbedaan tua-muda dalam berbahasa maka perbedaan tersebut akan diperkuat, misalnya dalam lembaga pendidikan tertentu, di lembaga kenegaraan tertentu, dan di dalam keluarga tertentu
(Sudaryanto (ed.), 1991).

3.2 Register Tulisan Ilmiah
Salah satu jenis variasi bahasa Jawa yang mempunyai ciri dan perilaku yang menarik adalah bahasa Jawa untuk tulisan ilmiah. Pada dasarnya setiap bahasa bisa digunakan sebagai bahasa pengantar sebuah tulisan ilmiah, demikian pula dengan bahasa Jawa. Namun demikian kekuatan sebuah bahasa untuk mengakomodasi sebuah tulisan ilmiah itu sangat berkaitan dengan konteks budaya dan konteks sosial dari masyarakat pengguna bahasa tersebut dan masyarakat tempat bahasa itu berkembang. Apabila dinamika perkembangan sebuah masyarakat itu lebih condong ke bidang pertanian, maka tentu saja bahasa yang digunakan oleh masyarakat itu akan sangat kaya akan segala hal yang berkaitan dengan bidang ini. Fenomena ini akan terjadi dengan pola yang sama untuk dinamika perkembangan pada bidang lain.

Dinamika perkembangan yang terjadi dalam masyarakat Jawa pada umumnya lebih berkaitan dengan aspek budaya dan seni daripada dengan aspek ilmiah. Perkembangan ilmu pengetahuan lebih banyak terjadi di luar masyarakat ini dan mereka hanya berlaku sebagai pengguna segala hal yang sudah terjadi dan digunakan oleh masyarakat lain. Oleh karena sifat masyarakat Jawa yang lebih cenderung konsumtif akan segala perkembangan ilmu pengetahuan daripada inovatif, maka bahasa mereka pun pada akhirnya berkembanga secara konsumtif terhadap semua perkembangan ilmu pengetahuan. Pada giliran selanjutnya, manakala bahasa ini akan digunakan sebagai pengantar sebuah wacana ilmiah maka bahasa ini terlihat impotent dan menunjukkan gejala komplikasi untuk dapat menyebut bahasa daerah ini pada kondisi sakit yang apabila kondisi ini berlangsung terus tidak mustahil bahasa ini akan mati. Tulisan ini melihat sejauh mana kemampuan bahasa Jawa yang terjadi di dalam mengakomodasi artikel ilmiah yang dimuat di dalam majalah berbahasa Jawa Panjebar Semangat.

4. Hasil dan Pembahasan
Ciri-ciri kelemahan dan kekuatan bahasa Jawa yang ditemukan dalam tulisan ilmiah Kesarasan dalam majalah Panjebar Semangat merupakan bukti terjadinya kondisi impotensi dan juga komplikasi dari bahasa Jawa dalam mengakomodasi tulisan ilmiah. Kedua kondisi tersebut ditunjukkan oleh ketidakberdayaan bahasa daerah ini dalam menyediakan istilahistilah padanan untuk berbagai macam istilah teknis yang diperlukan untuk mengemukakan ide-ide ilmiah. Berangkat dari kondisi ini, maka jalan yang diambil penulis artikel dalam mengemukakan ide-ide itu adalah dengan meminjam istilah-istilah teknis secara utuh dari bahasa sumbernya (bahasa Indonesia dan bahasa Inggris), misalnya dalam kalimat: Lha yen secara terminologi (peristilahan) pengertene influensia kuwi piye? . Kelemahan lain yang ditunjukkan oleh bahasa Jawa sebagai bahasa pengantar tulisan ilmiah ditunjukkan oleh peminjaman ekspresi definisi dari bahasa lain untuk mendefinisikan konsep-konsep ilmiah, misalnya: Penyakit influenza bersifat akut yang disebabkan oleh virus, ditandai dengan demam, radang selaput lendir saluran napas atau saluran cerna, mungkin melibatkan otak, sehingga terjadi nyeri kepala dan gejala-gejala mental (yang amat menjengkelkan). Kekhawatiran tingkat popularitas istilah bahasa jawa juga menjadikan penulis artikel menyediakan istilah/konsep pinjaman dari bahasa lain untuk membantu pembaca memahami istilah konsep ilmiah yang diungkapkan dalam bahasa Jawa, sebagai contoh: Influensa tipe C dumadine ora ajeg (sporadis) virus tipe C.

Namun demikian, kondisi impoten ini kemudian berlanjut menjadikan kondisi komplikasi bagi bahasa ini. Hal ini sebenarnya sudah berusaha dikurangi oleh sifat lentur bahasa Jawa dalam mengakomodasi semua kata pinjaman dengan aturan dan kaidah yang luwes, misalnya dengan akomodasi kaidah fonologis dan morfologis bagi kata-kata pinjaman seperti dalam contoh sebagai berikut: Mangkono mau etimologine tembung Influensia kasebut.... .

Akan tetapi pada akhirnya tetap saja di dalam banyak kontruksi kalimat bahasa Jawa hanya mampu menyumbang elemen gramatikal di dalam struktur kalimat yang dibuat; bagian lain yang lebih penting perannya diambil oleh semua kata pinjaman dari bahasa lain baik itu bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Bahkan untuk mengungkapkan definisi konsepkonsep ilmiah, bahasa Jawa di dalam tulisan ini sama sekali tidak berdaya dan tidak berfungsi. Penulis selalu mengutip definisi konsep-konsep ilmiah tersebut secara utuh di dalam bahasa aslinya. Fenomena ini juga merupakan kelemahan dari bahasa Jawa. Temuan ini menunjukan pola perkembangan dan kondisi bahasa Jawa yang sejalan dengan pernyataan Suwanto (dalam presentasi KLN X di Bali 2002) bahwa banyak istilah yang berkaitan dengan nama-nama alat rumah tangga yang hilang dari bahasa Jawa. Hal ini dikarenakan oleh masuknya alat-alat rumah tangga modern yang hanya diimpor oleh masyarakat Jawa, sehingga bahasa Jawa tidak mampu mengakomodasi untuk memberikan nama alat-alat modern itu dalam bahasa Jawa.

5. Penutup
Sifat masyarakat Jawa yang cenderung tidak dinamis dan tidak inovatif membuat masyarakat ini menjadi orang-orang yang hanya mengambil dan menggunakan hasil dari perkembangan ilmu dan teknologi yang terjadi di luar masyarakat Jawa. Fenomena ini mempengaruhi pula pada perkembangan bahasa Jawa sebagai bahasa ibu dari masyarakat tersebut. Karena hanya berperan sebagai pengguna dan bukan pembuat, maka masyarakat Jawa cenderung mengambil peristilahan yang berkaitan dengan ilmu dan teknologi untuk digunakan di dalam berinteraksi dengan menggunakan bahasa Jawa. Lambat laun perkembangan model ini menjadikan bahasa ini tidak mampu dan tidak berdaya dalam mengakomodasi tulisan ilmiah. Dengan kata lain ciri-ciri kebahasaan tulisan ilmiah di dalam tulisan ini menunjukkan terjadinya komplikasi pada bahasa Jawa sehingga bahasa ini menjadi impoten untuk bisa digunakan mengungkapkan berbagai ekspresi ilmiah. Tentu saja strategi dan kebijakan tertentu perlu dipikirkan untuk memperbaiki kondisi ini.

DAFTAR PUSTAKA:
  1. Crystal, D. 1997. The Cambridge Encyclopedia of Language. Cambridge: Cambridge University Press.
  2. Sudaryanto (ed.). 1991. Tata Bahasa Baku Bahasa Jawa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
  3. Suwanto, Yohanes. 2002. Istilah Alat-Alat Rumah Tangga dan Perkembangan di Kodia Surakarta. Makalah disajikan dalam KLN MLI X Denpasar Bali, Juli 2002.
  4. Thomas, L dan Wareing, S. 2001. Language, Society and Power. New York: Routledge.
  5. Wedhawati dan Laginem. 1981. Beberapa Masalah Sintaksis Bahasa Jawa. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
sumber: http://sastra.um.ac.id

Itulah tadi artikel tetang Contoh Makalah Bahasa Jawa yang membahas tentang "Upaya Bahasa Jawa Mengakomodasi Tulisan Ilmiah: Tanda-Tanda Impotensi atau Komplikasi?". semoga ada guna dan manfattnya. wassalam